Selasa, 02 Oktober 2012

Sejarah Albakadabra

PEMAIN anyar Barcelona, Jordi Alba membuat sejarah bagi dirinya sendiri, timnas Spanyol dan sepanjang perjalanan Piala Eropa, usai membawa La Furia Roja merengkuh gelar juara Euro 2012, dinihari tadi di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina. Sang juara bertahan menundukkan Italia dengan skor telak, 4-0.
Empat gol yang menembus jala Gli Azzurri dihasilkan dari sundulan David Silva di menit ke-14, Jordi Alba (41′), Fernando Torres (84′) dan Juan Mata (88′).
Kembali ke aksi Alba. Berlari kencang dari sisi kiri pertahanan sendiri, ia nyaris tak terkejar saat menyelinap di antara Ignazio Abate, melewati hadangan Andrea Barzagli, melesat lebih kencang dibanding Leonardo Bonucci untuk menerima umpan matang Xavi Hernandez. Terakhir, kiper Gianluigi Buffon sukses ditaklukkan melalui sepakan terarah.
Gol di menit ke-41 tersebut terasa spesial. Dilihat dari prosesnya, situs Infostrada mengungkapkan, kecepatan lari Alba saat itu mencapai 10,4 detik per seratus meter!. Tak pelak, pesona Alba yang bermain sepanjang 90 menit membuat media di Spanyol langsung menyematkan julukan Albakadabra. Sebuah julukan yang menggambarkan permainan magis pemain berusia 23 tahun tersebut sepanjang perhelatan Polandia-Ukraina 2012.
Selain menyempurnakan penampilan sepanjang turnamen, Alba juga mengukir rekor tersendiri. Inilah gol perdananya bagi timnas senior. Hebatnya, ia baru menjalani debut di timnas senior pada 11 Oktober 2011, saat menang 3-1 atas Skotlandia. Dalam sejarah sepak bola Spanyol, belum pernah ada pemain debutan yang langsung mencetak gol di partai final sebuah turnamen besar.
Pemuda berusia 23 tahun itu pun mencatat sejarah hebat. Ia menjadi satu-satunya pemain berposisi bek, khususnya bek kiri, yang bisa mencetak gol di partai final Piala Eropa. Sebelumnya, barisan penjebol jala gawang di partai puncak selalu didominasi striker dan gelandang serang.
Pada edisi 1984, yang dianggap menjadi tonggak modernisasi Piala Eropa, dua gol Perancis dicetak Michel Platini (57′) dan Bruno Bellone (90′), keduanya jelas bomber. Empat tahun kemudian giliran Ruud Gullit (32′) dan Marco van Baster (54′), yang membawa Belanda menekuk Uni Soviet.
Lanjut di edisi 1992, Denmark berterima kasih pada dua striker John Jensen (18′) dan Kim Vilfort (78′) yang membawa juara usai menekuk Jerman di Gothenburg. Di Euro 1996, Jerman giliran mengandalkan Oliver Bierhoff yang mencetak gol di menit ke-73 dan 95′, setelah sebelumnya wingert Patrick Berger membawa Ceko unggul di menit ke-59.
Dua belas tahun silam, David Trezeguet dan Sylvain Wiltord membawa Perancis juara, setelah membalas gol bomber Italia, Marco Delvecchio.
Sedangkan di Portugal 2004, Yunani merengkuh kejayaan berkat sundulan striker jangkung, Angelos Charisteas. Empat tahun kemudian, giliran delantero Spanyol, Fernando Torres yang menjadi penentu kemenangan atas Jerman, di menit ke-33.
“Jordi memiliki kehebatan tersendiri, dan itu bagus untuk masa depannya. Saya pikir dia layak menjadi yang terbaik bagi kami. Selebihnya, kami akan menikmati perannya di Barcelona,” kata Carles Puyol, di El Pais.  nurfahmi budi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar